A.
PENDAHULUAN
Bergulirnya
Kurikulum masa depan yaitu kurikulum berbasis Kompetensi atau KBK, pada
dasarnya harus menjadi tantangan bagi semua pihak melakukan beberapa
persiapan dan pembenahan, diantaranya dalam mempersiapkan desain dan
inovasi-inovasi dibidang sumber belajar, media pembelajaran dan alat peraga.
Kecenderungan
dunia kreativitas dari para pendidik untuk bidang-bidang ini akan ditantang,
sejauhmana mereka mampu mengimbangi peliknya rumusan-rumusan standar
kompetensi yang harus dicapai siswa dalam menempuh KBK ini. Atas pemikiran
inilah maka penulis merasa perlu untuk menetengahkan kembali bahan diskusi
dalam makalah kecil ini, sebagai stimulus bagi kita semua untuk kembali mampu
memikirkan, melakukan-memproduksi, mengujicobakan serta menilainya. Dengan
demikian apa yang menjadi tujuan dalam KBK ini diantaranya mampu dioptimalkan
pencapaiannya melalui penggunaan dan pemanfaatan sumber belajar, media dan
alat peraga.
Akan
tetapi dalam pelaksanaannya terutama pada tahap pengenalan dan pemetaan dari
ketiga konsep ini, yaitu sumber belajar, media pembelajaran dan alat
peraga, kadang kali masih simpang siur. Untuk itu pada awal pembicaraan
ini penulis akan memulainya dengan salah satu ilustrasi yang mungkin bisa
membawa menjadi bahan diskusi kita untuk kembali melakukan analisis secara lebih
cermat.
B.
ILUSTRASI DALAM MEMAHAMI SUMBER BELAJAR, MEDIA DAN ALAT PERAGA
Ketika
seorang guru bernama pak Ahmad akan mengajarkan sebuah kompetensi dasar,
denga judul ”bangun ruang ” pada pelajaran matematika, maka guru
tersebut mencoba untuk menyiapkan sebuah kubus, kawat dan
penggaris dengan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan. Pertama-tama Pak
Ahmad menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam
pelajaran tersebut serta aktivitas yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran
berlangsung. Kemudian Pak Ahmad menjelaskan informasi yang penting
tentang Kubus tersebut, mulai dari panjang, lebar dan tinggi, diagonal ruang
dan satuan serta ukuran-ukuran yang penting kepada siswa. Selama menjelaskan
Pak Ahmad selalu mengikutinya dengan cara menunjukkan
bagian-bagian yang penitng dari ciri-ciri kubus tersebut pada Kubus
yang ia pegang. Siswapun meperhatikannya dengan penuh seksama. Sambil
sesekali Pak Ahmad menusukkan kawat-kawat yang dipeganggnya ke
dalam kubus tersebut pak Ahmad terus menjelaskan tentang apa yang
dilakukannya kepada siswa. Setelah beberapa lama siswa disuruh mengambil
mistar , kemudian Pak Ahmad mengajak seorang siswa ke depan kelas untuk
mengukur panjang kawat yang dimasukkan secara silang dalam kubus tersebut
mulai dari sudut kiri atas hingga tembus ke sudut kanan bawah seperti
terlihat pada gambar di bawah ini.
Proses
Mengukur Diagonal Ruang Sebuah Kubus
Saat
itu pula siswa mengukurnya kemudian siswa tersebut menyebutkan berapa panjang
kawat yang masuk tersebut kepada teman-temannya. Setelah itu siswa yang
lain menjawabnya dengan serempak . Pak Ahmad pun tersenyum puas,
ternyata jawaban siswa serta upaya siswa yang disuruhnya telah
melakukan tugasnya dengan baik.
Dari
ilustrasi di atas, maka terdapat beberapa peranan penting yang dapat
dipahami, mana yang termasuk sumber belajar, mana, media dan mana yang
disebut alat peraga. Ketiga peranan tersebut yaitu: (1) Pak Ahmad sebagai
guru matematika memberikan penjelasan dan bimbingan kepada siswa; (2)
Kubus dan kawat yang dipegang dan dipakai Pak Ahmad untuk menjelaskan materi
pembelajaran; (3) mistar atau penggaris yang dipakai siswa untuk
mengukur panjang kawat sebagai diagonal ruang kubus. Maka sesuai dengan
situasi dan kondisi serta proses pembelajaran yang berlangsung seperti
diatas, dapat ditemukan bahwa peranan (1), (2) dan (3) termasuk ke dalam
sumber belajar. Peranan (2) termasuk ke dalam media pembelajaran , karena
informasi pembelajaran yang diberikan kepada siswa disampaikan melalui alat
penampil yaitu kubus dan kawat. Peranan (3) termasuk ke dalam alat
peraga, karena mistar digunakan untuk membuktikan taksiran an perkiraaan
panjang dari diagonal ruang kubus tersebut yang diperagakan siswa.
Akan
tetapi penatapan ketiga peraga yang dihubungkan dengan perbedaan antara
sumber belajar, media dan alat peraga pada ilustrasi di atas mungkin akan
memunculkan pendapat-pendapat lain. Mungkin juga kubus dapat dijadikan
sebagai alat peraga juga, atau kawat yang dipegang Pak Ahmad bisa juga
termasuk ke dalam media. Hal ini sudah suatu kenyataan di lapangan bahwa
memang semuanya tidak salah. Akan tetapi perlu dijadikan patokan bahwa yang
dimaksud dengan Sumber Belajar itu lebih luas, daripada media dan alat
peraga. Untuk lebih jelasnya perbedaan ketiganya dapat dilihat dari konteks
tujuan penggunaan, dan konteks materi pembelajaran yang diajarkan.
C.
PEMETAAN ANTARA SUMBER BELAJAR, MEDIA DAN ALAT PERAGA
Berikut
ini penulis mencoba mendiskusikan kembali pemikiran-pemikiran pokok mengenai
ketiga konsep di atas baik antara sumber belajar, media pembelajaran maupun
alat peraga.
1.
Sumber Belajar
Suatu
pandangan yang keliru jika sumber belajar berarti di luar apa yang dimiliki
guru, atau siswa. Guru merupakan sumber belajar yang utama, yaitu
dengan segala kemampuan, wawasan keilmuan, keterampilan dan pengetahuan yang
luas, maka segala informasi pembelajaran dapat diperoleh dari guru tersebut.
Siswa, siswa memiliki sejumlah variasi aktivitas belajar, pengalaman belajar,
pengetahuan dan keterampilan, maka dalam konteks tertentu apa yang terdapat
pada diri siswa apat dijadikan sebagai sumber belajar dalam mempelajari suatu
pengalaman-pengalaman belajar yang baru.
Sumber
belajar pada dasarnya banyak sekali baik yang terdapat di lingkungan kelas,
sekolah, sekitar sekolah bahkan di masyarakat, keluarga, di pasar, kota,desa,
hutan dan sebagainya. Yang perlu dipahami dalam hal ini adalah masalah
pemanfaatannya yang akan tergantung kepada kreativitas dan budaya mengajar
guru atau pendidika itu sendiri.
Vernon
S. Gerlach & Donald P. Ely (1971) menegaskan pada awalnya terdapat
jenis sumber belajar yaitu manusia, bahan, lingkungan, alat dan
perlengkapan, serta aktivitas.
a.
Manusia
Manusia
dapat dijadikan sebagai sumber belajar, peranannya sebagai sumber belajar
dapat dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah manusia atau
orang yang sudah dipersiapkan khusus sebagai sumber belajar melalui
pendidikan yang khusus pula, seperti guru, konselor, administrator
pendidikan, tutor dan sebagainya. Kelompok Kedua yaitu manusia atau orang
yang tidak dipersiapkan secara khusus untuk menjadi seorang nara sumber
akan tetapi memiliki keahlian yang mempunyai kaitan erat dengan program
pembelajaran yang akan disampaikan, misalnya dokter, penyuluh kesehatan, petani,
polisi dan sebagainya.
Pembagian Manusia Sebagai sumber Belajar
b.
Bahan
Bahan
yang dimaksud adalah segala sesuatu yang membawa pesan/ informasi untuk
pembelajaran. Baik pesan itu dikemas dalam bentuk buku paket, video,
film, bola dunia, grafik, CD interaktif dan sebagainya. Kelompok ini biasany
disebut dengan media pembelajaran. Demikian halnya dengan bahan ini, bahwa
dalam penggunaannya untuk suatu proses pembelajaran dapat dibedakan menjadi
du akelompok yaitu bahan yang didesain khusus untuk pembelajaran, dan ada
juga bahan/media yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan materi
pembelajaran yang relevan.
c.
Lingkungan
Lingkungan
yang dimaksud adalah lingkungan yang mampu memberikan pengkondisian belajar.
Lingkungan ini juga di bagi dua kelompok yaitu lingkungan yang didesain
khusus untuk pembelajaran, seperti laboratorium, kelas dan sejenisnya.
Sedangkan lingkungan yang dimanfaatkan untuk mendukung keberhasilan
penyampaian materi pembelajaran, di antaranyai lingkungan museum, kebun
binatang dan sejenisnya.
d.
Alat dan perlengkapan
Sumber
belajar dalam bentuk alat atau perlengkapan adalah alat dan perlengkapan yang
dimanfaatkan untuk produksi atau menampilkan sumber-sumber belajar lainnya.
Seperti TV untuk membuat program belajar jarak jauh, komputer untuk
membuat pembelajaran berbasis komputer, tape recorder untuk membuat program
pembelajaran audio dalam pelajaran bahasa Inggris, terutama untuk
menyampaikan informasi pembelajaran mengenai listening (mendengarkan),
dan sejenisnya.
e.
Aktivitas
Biasanya
aktivitas yang dapat diajdikan sumber belajar adalah aktivitas yang mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran, di mana didalamnya terdapat perpaduan antara
teknik penyajian dengan sumber belajar lainnya yang memudahkan siswa
belajar. Seperti aktivitas dalam bentuk diskusi, mengamati, belajar
tutorial, dan sejenisnya.
2.
Media Pembelajaran
Dalam
media pembelajaran terdapat dua unsur yang terkandung , yaitu (a) pesan atau
bahan pengajaran yang akan disampaikan atau perangkat lunak, dan (b) alat
penampil atau perangkat keras. Sebagaii contoh guru akan mengajarkan
bagaimana urutan gerakan melakukan sholat. Kemudian guru tersebut
menuangkan ide-idenya dalam bentuk gambar ke dalam selembar kertas, ia
menggambarkan setiap gerakan sholat tersebut dalam kertas tersebut, saat di
kelas ia menjelaskannya kepada siswa bagaimana gerakan sholat tersebut dengan
cara memperlihatkan poster yang bergambarkan gerakan-gerakan yang telah ia
buat sebelumnya. Kemudian siswapun melakukan gerakan sholati dengan apa yang
terdapat dalam poster tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya poster ini
termasuk ke dalam media sederhana.
Dalam
perkembangannya dan pemanfaatannya media pembelajaran ini dapat dibagi
berdasarkan jenisnya, daya liputnya, bahan pembuatannya, yaitu sebagai
berikut :
Pembagian Jenis Media Pembelajaran
3.
Alat Peraga
Kata
kunci dalam memahami alat peraga dalam konteks pembelajaran adalah Nilai
Manfaat , dalam arti segala sesuatu alat yang dapat menunjang
keefektifan dan efesiensi penyampaian, pengembangan dan pemahaman informasi
atau pesan pembelajaran. Ada istilah lain dari alat peraga ini,
diantaranya sering disebut sebagai sarana belajar.
Sebagai
ilustrasi, misalnya Pak Budi akan mengajarkan bagaimana gambar dalam
televisi bisa terlihat di layar, maka Pak Budi membawa televisi ke
kelas, kemudian ia membukanya di depan kelas, kemudian menjelaskan
satu-persatu fungsi dari masing-masing komponen televisi tersebut kepada
siswa sehingga siswa memahami kenapa gambar terlihat pad alayar televisi.
Dalam ilustrasi tersebut kedudukan televisi adalah sebagai alat peraga ,
bukan sebagai media.
D.
ESENSI DARI SUMBER BELAJAR, MEDIA DAN ALAT PERAGA.
Pada
dasarnya baik sumber belajar, media maupun alat peraga memiliki esensi
penting jika ketiganya diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Di mana
esensi pentingnya adalah informasi. Jadi informasi yang terkandung,
yang melalui, yang diolah, atau yang disampaikan, semuanya akan
mempengaruhi daya dukung keberhasilan ketiganya dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dimaksud. Dengan kata lain ketiganya
harus memperhatian karakteristik dari informasi itu sendiri, dalam hal ini
Santoso S. Hamodjoyo (2001) menyatakannya, yaitu:
- Dimensi
Accessibility ( Daya Jangkau/Akses Informasi)
Informasi
yang terdapat, atau dimuat dalam sumber belajra, media dan alat mestinya
memperhatikan daya jangkau. Hal ini menjadi masukan bagi pendidikan
bagaimana mampu menggunakan dan memanfaatkan sumber belajara media dan alat
peraga agar informasi pembelajaran dapat mencapai kualitas akses yang
optimal.
- Dimensi
Speed (Kecepatan Informasi)
Penggunaan
dan pemanfaatan sumber belajar, media dan alat pera setidaknya harus
mampu menambah atau membantu atau menjembatani karakteristik informasi yang
cepat, akan tetapi mampu didengan cepat pula difahami oleh peserta didik
dengan cepat pula.
- Dimensi
Amount (Jumlah/ Kuantitas Informasi)
Keluasan
dan varisi informasi pembelajaran yang menyulitkan siswa untuk memahaminya,
maka diperlukan pula sumber, media, dan alat peraga yang mampu menampungnya.
Dengan demikian serumit apapun informasi pembelajran tertentu, maka dengan
adanya penggunaan dan pemanfaatan sumber belajar, media dan alat peraga yang
mendukung, maka informasi tersebut akan bisa diterima peserta didik
dengan sistematis.
- Dimensi
Cognitive Effectiveness (Keefektifan Memperoleh Pengetahuan)
Informasi
yang tepat, sesuai dengan objek yang dipelajari maka pencapaian pengetahuan
yang dibutuhkan akan dengan efektif dicapai melalui pemanfaatan sumber
belajar, media dan alat peraga. Kecenderungan informasi yang bersifat
kognitif akan kongkrit dan lebih bermakna jika menggunakan sumber
belajar, media atau alat peraga yang kongkrit.
- Dimensi
Relevance (Kesesuaian Informasi)
Informasi
pembelajaran yang sesuai kebutuhan siswa akan lebih bermakna dan akan lebih
lama tersimpan dalam memori peserta didik. Hal ini terutama akan cepat
terwujud jika informasi tersebut diperolehnya melalui pancaindera baik
visual, pendengaran maupun perabaan. Dalam kaitannya dengan hal tersbeut,
maka sumber belajar, media dan alat peraga yang digunakan perlu kiranya
diperhatikan relevansinya.
- Dimensi
Motivating (motivasi )
Informasi
yang terlahir dari proses berpikir manusia akan memiliki latar
belakang kebutuhan untuk keseimbangan berpikir. Jenis dan
bentuk informasi yang dikemas, atau yang terkandung dari sumber
belajar, media, dan alat peraga akan mampu memberikan motivasi bagi peserta
didik.
E.
PEMILIHAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER BELAJAR, MEDIA DAN ALAT PERAGA
Agar
sumber belajar, media dan alat peraga yang digunakan dalam proses
pembelajaran dapat mendukung pencapaian kualitas pembelajaran, maka perlu diketahui
beberapa patokan, acuan, kriteria atau prinsip masing-masing. Demikian juga
dalam melakukan pemberdayaannya maka seorang guru harus memperhitungkan
aspek-aspek yang mendukungnya.
1.
Pemilihan Sumber Belajar, Meida dan Alat Peraga
a.
Pemilihan Sumber Belajar
Dalam
pemilihan sumber belajar tergantung kepada (1) motivasi; (2) kemampuan guru
dalam penggunaannya. Selanjutnya akan ditentukan berdasarkan :
-
- Program
Pengajaran
- Kondisi
Lingkungan
- Karakteristik
siswa
- Karakteristik
sumber belajar
Kelima
hal tersebut harus menjadi patokan dalam memilih sumber belajar yang akan
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
b.
Pemilihan Media Pembelajaran
Dalam
pemilihan media pembelajaran harus dikaitkan dengan : (1) kompetensi dasar;
(2) strategi pembelajaran; (3) sistem evaluasi yang digunakan. Prinsip
Pemilihan media: a) Tujuan Pemilihan; b)karakteristik media; 3)alternatif
pemilihan. Faktor yang perlu diperhatikan : 1) objektivitas; 2)
program pengajaran; 3) Sasaran program (siswa); 4) situasi dan kondisi; 5) kualitas
teknis; 6) keefektifan dan efesiensi penggunaan. Kriteria Pemilihan ,
mencakup:
- Topik menarik minat siswa.
- Materi dalam media penting
bagi siswa.
- Relevan dengan kurikulum yang
berlaku.
- Apakah materinya autentik dan
aktual.
- Apakah fakta atau konsepnya
benar.
- Format sistematis dan logis.
- Objektif orientasi kebutuhan
siswa.
- Narasi, gambar, efek, warna
dan sebagainya memenuhi syarat kualitas.
- Bahasa, simbol dan ilustrasi
cukup komunikatif.
- Sudah teruji daya dukungnya.
c.
Pemilihan Alat Peraga
Terdapat
kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat peraga untuk
pembelajaran masa kini terutama jika melihat karakteristik KBK, yaitu
mencakup:
- kesesuaian alat pengajaran
yang dipilih dengan materi pengajaran atau jenis kegiatan yang
akan dilakukan oleh siswa;
- kemudahan dalam memperoleh
alatnya dan kemudian dalam perancangannya;
- kemudahan dalam
penggunaannya;
- terjamin keamanan dalam
penggunaannya;
- kemampuan dana;
- kemudahan dalam penyimpanan,
pemeliharaan dan sebagainya.
2.
Pemberdayaan Sumber Belajar, Media dan Alat Peraga
Dengan
ketersediaan ataupun hasil produksi, maka penggunaan sumber belajar, media
dna alat peraga tidak hanya dilakukan begitu saja dari waktu ke waktu. Untuk
itu perlu upaya pihak guru, sekolah, siswa, orang tua, komiter sekolah dan
dewan sekolah untuk melakukan upaya-upaya pemberdayaan kearah yang lebih
optimal. Hal ini sangat penting agar penggunaannya tidak monoton.
Asep
Herry (2002), mengemukakan beberapa contoh upaya pemberdayaan sumber belajar
yang mudah, murah dan efektif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran,
diantaranya :
- Barang Bekas (Babe), seperti
bekas, bungkus rokok, korek api, kertas, kotak bungkus, dan sebagainya
dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran seperti dalam melakukan
pembekalan keterampilan dalam menghias, menggunting, dan
kerjasama.
- Realitas (sekolah, rumah ,
pemukiman), misalnya akan efektif dalam memberikan pengalaman tentang
perjalanan siswa dari rumah smapai ke sekolah.
- Benda yang mempunyai nilai
khusus, dapat digunakan untuk menyampaikan materi tentang perilaku,
sikap dan moral peserta didik yang nilai-nilainya diambil dari
perlakukan mereka terhadap benda-benda terebut.
Pemberdayaan
sumber belajar, media dan alat peraga dapat dilakukan pada tahapan :
- diawal pembelajaran
- selama proses pembelajaran
- akhir proses pembelajaran
- di luar waktu pembelajaran
Dalam
hubungannya dengan upaya memelihara sumber belajar, media dan alat peraga di
sekolah, maka perlu dilakukan kerjasama antara , guru dengan Kepala Sekolah
dan tenaga kependidikan lainnya, pengawas akademis, supervisor, orang tua,
dewan sekolah, bahkan siswa itu sendiri.
F.
PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR, MEDIA DAN ALAT PERAGA
Terdapat
beberapa media sederhana yang dapat dikembangkan guru untuk kepentingan yang
segera dipenuhi, misalnya membuat media-media sederhana seperti
poster, ceritera bergambar dengan menggunakan foto, OHT, rekaman
ceritera (pembelajaran melalui audio), papan planel dan sejenisnya. Berikut
ini adalah contoh langkah-langkah yang harus ditempuh dalam memproduksi beberapa
jenis media sederhana.
1. Langkah Produksi Poster dalam
Pembelajaran Ilmu Sosial
Dalam
memproduksi sebuah poster, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
yaitu: a)objek sasaran; b)tempat penyajian; c)lama penyajian; d)perhatikan
kata kunci dan simbol yang sesuai; e)harus mampu dibaca dengan singkat.
Langkah
dalam membuat poster adalah sebagai berikut :
- Menetapkan rancangan isi :
tema poster; tujuan khusus; pokok-pokok materi yang akan dituangkan
dalam poster.
- Merancang gambar sketsa.
- Memperjelas/ memperbesar
sketsa.
- Pemberian
warna.
- Latering yang berisi pesan
teks pada poster.
2.
Langkah Produksi OHT
Langkah
yang ditempuh mulai dari :
1)
membuat silabus pembelajran
2)
membuat sketsa tranfaran pada kertas
3)
membuat transfaransi dengan menuangkan kata-kata kunci dari materi pokok.
4)
Pembuatan bingkai, dengan berbagai teknik penyajian:
- Disclosure, yaitu oht dengan penyajian
penutupan bagian yang belum dijelaskan serta meperlihatkan bagian yang
sedang dijelaskan.
- Overlays
, yaitu oht dengan penyajian bagian demi bagian yang saling melengkapi
dengan sistem tumpuk, dimulai dari bagian pokok materi (gambar –proses)
kemudian dilengkapi dengan bagian gambar selanjutnya dari oht berikutnya
hingga terbentuk gambar-proses yang lengkap.
5)
Penyimpanan tranfaransi dalam album bernomor.
Pada
dasarnya masih banyak sumber belajar, media dan alat peraga sederhana yang
dapat diproduksi oleh kita. Dari uraian di atas kita dapat mencobanya
secara lebih baik.
G.
PENUTUP
Pada
dasarnya uraian informasi pelatihan dalam makalah kecil ini semata-mata hanya
merupakan rethinking (relaksasi pemikiran kembali) pada diri kita
semua terhadap apa yang telah biasa dilakukan. Akan tetapi dari apa yang
sudah didiskusikan akan mampu memberikan dorongan bagi kita semua untuk lebih
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di era KBK ini melalui penggunaan
dan pemanfaatan sumber belajar, media dan alat peraga secara lebih tepat
dan optimal.
H.
DAFTAR PUSTAKA
- Ase S. Muchyidin, 2001.
Analisis Kebutuhan Sumber Informasi dan Sumber Belajar. , Bahan
Diklat e- Learning Propinsi Baten tahun 2001. Dinas Pendidikan
Propinsi Banten
- Asep Herry Hernawan. 2001.
Sumber Belajar: Bahan Diklat e- Learning Propinsi Baten tahun
2001. Dinas Pendidikan Propinsi Banten.
- Gerlach S. Vernon &
Donald P. Ely, 1971, Teaching & Media : A Systematic
Approach.New Jersey: Prentice hal- Company.
- Depdiknas Propinsi
Banten, 2002, Pelatihan g Guru Kelas Sekolah Dasar, Banten: Dinas
Pendidikan propinsi Banten.
- Santoso S. Hamidjoyo dalam
Deni Darmawan, 2001, Computer Mediated Communication dalam
Meningkatkan Kualitas output SDm Divlat PT. Telkom. Bandung :
Pascasarjana Unpad.
- Sudirman, dkk, 1991, I Ilmu
Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
- Triggs Teal. 1995.
Communicating Design in Visual Communication. London: Basford Ltd.
|
0 komentar:
Posting Komentar